Mulai awal-awal Februari hingga Juni 2014 ini, Jagat pertelevisian dihebohkan dengan kompetisi olah vokal dan bakat seni. Tidak tanggung-tanggung hampir semua stasiun televisi bersaing ketat mencari peluang mendapatkan jumlah penonton terbanyak dengan sederet acara mereka.
Dengan beberapa ajang kompetisi tersebut tentu saja memberikan angin segar dan support kepada anak-anak muda dari berbagai kalangan, dari Sabang sampai Merauke agar mereka berani unjuk diri mencari peluang sekaligus belajar menjadi kontestan yang dampaknya akan membuat para kontestan tersebut menjadi terkenal. Dan lebih dari itu mereka mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari kontes bakat yang mereka ikuti.
Dari sekian banyak kontes adu bakat tersebut, ada satu acara yang sampai saat ini mengundang perhatian saya, bahkan keluarga saya cukup ngefans dengan acara ini. Apakah itu? Dialah Kontes Dangdut Akademy Indonesia di Indosiar. Dengan misi membangkitkan kans dangdut menjadi benar-benar musik yang mendunia, membawa pemirsa seluruh Indonesia turut tenggelam dalam gegap gempita, riuh rendahnya acara kontes tersebut.
Namun dari acara yang cukup apik tersebut adalah dua sosok perempuan dari Jawa Barat, tepatnya dari Kabupaten Cianjur dan dari Sulawesi Selatan, tepatnya dari Kabupaten Selayar. Mereka berdua adalah Lesti dan Aty. Keduanya berhasil lolos menyenggol pesaingnya hingga mampu menembus dua besar dan masuk pada babak grand final.
Tentu saja keberadaan kedua kontestan ini menjadikan jagat perdangdutan semakin membahana dan memancarkan kembali aura kemegahan karena kemampuan kedua yang cukup luar biasa menjadikan banyak pemirsa semakin mencintai musik dangdut, musik yang berasal dari Indonesia.
Yang menarik dari kedua kontestan tersebut adalah di mana seorang Lesti adalah seorang anak keluarga yang amat sederhana. Seorang siswi di SMPN 1 Cianjur yang juga merupakan sekolah yang juga istimewa, karena mampu melahirkan seorang anak perempuan seperti Lesti yang memiliki bakat istimewa, bakat yang tak mudah ditemukan jika melihat ukuran usia yang masih amat muda.
Seorang anak yang masih belasan tahun, mampu menyakina lagu-lagu yang cukup populer di masanya dengan suara dan cengkokan yang khas. Wajar saja tim juri hanya bisa tersenyum dan terkagum-kagum dengan kemampuan olah vokal Lesti ini.
Mungkin kedua orang tua Lesti seperti mendapati durian runtuh, tatkala melihat anak remajanya mampu menerobos sulitnya kompetisi hingga maju ke grand final.Tapi itulah hidup, tak ada yang dapat membaca dan mengetahui, apakah yang akan terjadi kemudian hari.
Tak jauh berbeda dengan Lesti adalah Aty. Seorang perempuan kelahiran Kabupaten Selayar ini pun mampu menembus dua besar dan sama-sama memasuki ajang grand final bersaing ketat bersama dengan Lesti. Wanita dewasa dengan goyangan khasnya joged gayung juga banyak menarik simpati dari berbagai kalangan. Tidak hanya dari masyarakat Kab. Selayar saja, tapi masyarakat Palu Sulawesi tengah konon menaruh harapan besar akan kemenangan Aty ini.
Aty merupakan wanita yang memiliki keluarga yang juga amat sederhana, dengan kesederhanaan tersebut ternyata tidak menyurutkan semangatnya ingin memenangkan kontes dangdut di Indosiar ini. Dan ternyata kepala daerah Selayar pun turut memberikan dukungan baik moril maupun materil atas perjuangan Aty. Karena dengan majunya Aty di ajang grand final ini turut menyumbang kesuksesan bagi Kabupaten Selayar.
Lesti maupun Aty, ada dua anak Indonesia yang sama-sama berbakat dan memiliki ketekunan serta kecintaan kepada musik dangdut dan tentu saja kecintaannya kepada Indonesia. Mari dukung mereka berdua agar keduanya sama-sama menjadi sosok yang sukses membawa nama baik bangsa Indonesia dari kiprahnya dalam musik dangdut di tanah air. (maa)
Salam.
Dengan beberapa ajang kompetisi tersebut tentu saja memberikan angin segar dan support kepada anak-anak muda dari berbagai kalangan, dari Sabang sampai Merauke agar mereka berani unjuk diri mencari peluang sekaligus belajar menjadi kontestan yang dampaknya akan membuat para kontestan tersebut menjadi terkenal. Dan lebih dari itu mereka mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari kontes bakat yang mereka ikuti.
Dari sekian banyak kontes adu bakat tersebut, ada satu acara yang sampai saat ini mengundang perhatian saya, bahkan keluarga saya cukup ngefans dengan acara ini. Apakah itu? Dialah Kontes Dangdut Akademy Indonesia di Indosiar. Dengan misi membangkitkan kans dangdut menjadi benar-benar musik yang mendunia, membawa pemirsa seluruh Indonesia turut tenggelam dalam gegap gempita, riuh rendahnya acara kontes tersebut.
Namun dari acara yang cukup apik tersebut adalah dua sosok perempuan dari Jawa Barat, tepatnya dari Kabupaten Cianjur dan dari Sulawesi Selatan, tepatnya dari Kabupaten Selayar. Mereka berdua adalah Lesti dan Aty. Keduanya berhasil lolos menyenggol pesaingnya hingga mampu menembus dua besar dan masuk pada babak grand final.
Tentu saja keberadaan kedua kontestan ini menjadikan jagat perdangdutan semakin membahana dan memancarkan kembali aura kemegahan karena kemampuan kedua yang cukup luar biasa menjadikan banyak pemirsa semakin mencintai musik dangdut, musik yang berasal dari Indonesia.
Yang menarik dari kedua kontestan tersebut adalah di mana seorang Lesti adalah seorang anak keluarga yang amat sederhana. Seorang siswi di SMPN 1 Cianjur yang juga merupakan sekolah yang juga istimewa, karena mampu melahirkan seorang anak perempuan seperti Lesti yang memiliki bakat istimewa, bakat yang tak mudah ditemukan jika melihat ukuran usia yang masih amat muda.
Seorang anak yang masih belasan tahun, mampu menyakina lagu-lagu yang cukup populer di masanya dengan suara dan cengkokan yang khas. Wajar saja tim juri hanya bisa tersenyum dan terkagum-kagum dengan kemampuan olah vokal Lesti ini.
Mungkin kedua orang tua Lesti seperti mendapati durian runtuh, tatkala melihat anak remajanya mampu menerobos sulitnya kompetisi hingga maju ke grand final.Tapi itulah hidup, tak ada yang dapat membaca dan mengetahui, apakah yang akan terjadi kemudian hari.
Tak jauh berbeda dengan Lesti adalah Aty. Seorang perempuan kelahiran Kabupaten Selayar ini pun mampu menembus dua besar dan sama-sama memasuki ajang grand final bersaing ketat bersama dengan Lesti. Wanita dewasa dengan goyangan khasnya joged gayung juga banyak menarik simpati dari berbagai kalangan. Tidak hanya dari masyarakat Kab. Selayar saja, tapi masyarakat Palu Sulawesi tengah konon menaruh harapan besar akan kemenangan Aty ini.
Aty merupakan wanita yang memiliki keluarga yang juga amat sederhana, dengan kesederhanaan tersebut ternyata tidak menyurutkan semangatnya ingin memenangkan kontes dangdut di Indosiar ini. Dan ternyata kepala daerah Selayar pun turut memberikan dukungan baik moril maupun materil atas perjuangan Aty. Karena dengan majunya Aty di ajang grand final ini turut menyumbang kesuksesan bagi Kabupaten Selayar.
Lesti maupun Aty, ada dua anak Indonesia yang sama-sama berbakat dan memiliki ketekunan serta kecintaan kepada musik dangdut dan tentu saja kecintaannya kepada Indonesia. Mari dukung mereka berdua agar keduanya sama-sama menjadi sosok yang sukses membawa nama baik bangsa Indonesia dari kiprahnya dalam musik dangdut di tanah air. (maa)
Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar